Aku masih ingat dengan jelas hari pertama aku mengenal dunia desain grafis. Waktu itu, aku hanya seorang siswa SMA yang kebagian tugas membuat poster kegiatan sekolah. Tidak punya pengalaman, tidak tahu software apa yang harus digunakan, bahkan belum tahu apa bedanya JPEG dan PNG. Tapi saat itu, ada satu hal yang aku miliki—rasa penasaran yang besar.

Aku mulai dari hal paling dasar: membuka aplikasi CorelDRAW bajakan yang kuinstal dari warnet sebelah rumah. Bodoh memang, tapi dari situlah aku belajar. Aku mencoba mengatur teks, menambahkan warna, dan menyusun gambar—semuanya berdasarkan insting. Hasilnya? Jauh dari kata bagus. Tapi, guru dan teman-temanku menyukainya. Di situlah titik baliknya.

Sejak saat itu, aku mulai belajar desain grafis dengan lebih serius. Mencari tutorial di YouTube, membaca artikel blog dari para desainer kawakan, dan mulai mengenal nama-nama software desain grafis seperti Adobe Illustrator, Photoshop, hingga Figma. Di awal, semua tampak rumit—terlalu banyak tools, terlalu banyak istilah asing. Tapi lama-lama, semuanya mulai terasa masuk akal.

Aku mulai memahami prinsip dasar desain: keseimbangan, kontras, hierarki visual, dan yang paling penting—tipografi. Aku belajar bahwa memilih jenis huruf itu bukan sekadar soal estetika, tapi juga tentang bagaimana menyampaikan pesan secara efektif.

Buat kamu yang sedang memulai perjalanan sebagai desain grafis pemula, percayalah: kamu tidak perlu langsung jago. Kamu hanya perlu konsisten belajar dan terbuka terhadap kritik. Mulailah dari proyek kecil: desain feed Instagram, poster kegiatan kampus, atau bahkan kartu undangan digital. Setiap desain akan membawamu lebih dekat pada versimu yang lebih baik.

Dan satu hal lagi: jangan terlalu terpaku pada tools. Software desain grafis hanya alat, bukan penentu kualitas karyamu. Yang penting adalah ide, rasa, dan keberanian untuk mengekspresikannya.

Karena pada akhirnya, menjadi desainer bukan tentang punya perangkat mahal atau software terbaru, tapi tentang bagaimana kamu menyampaikan pesan dengan visual yang berbicara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *